Kamis, April 12, 2012

LANCAR MEMBACA DI USIA DINI (Pengalaman Qaisra)

Betapa bahagia nya hati orang tua bila menyaksikan putra/putri kesayangannya sudah bisa membaca dengan lancar.  Begitu juga yang terjadi dengan putri sulung saya Qaisra Alya Safina.  Di usianya yang belum genap 5 tahun, dia sudah mampu membaca buku cerita sendiri dan menjadi pendongeng bagi adiknya Ilham Fathir (usia 2 tahun). Tentunya ini suatu prestasi pribadi yang luar biasa yang harus saya apresiasi sendiri. Karena kemampuan membaca anak saya bukan karena dia less, atau sekolah di sekolah yang terkenal dan mewajibkan harus mampu membaca dan menulis. Tetapi menurut saya ini adalah sebuah proses panjang yang saya lakukan sejak Qasira masih dalam kandungan sampai di usia 5 tahun.

Salah satu hal yang memotivasi saya untuk mengajarkan membaca sejak dini adalah suatu tayangan  dimetro tivi, saya lupa nama tanyangannya yang sangat membekas dalam ingatan saya. ketika itu saya sudah cuti bekerja untuk menanti kelahiran Putri pertama saya.  Program acara tersebut menghadirkan bintang tamu seorang ibu dan anaknya yang memiliki kelebihan bisa membaca dengan lancar di usia dini (kalo gak salah usia 4 tahun). Di dialog tersebut kemudian dibahas cara-cara ibu tersebut dalam menstimulasi ketrampilan anaknya. Di jelaskan bahwa ibu tersebut memperkenalkan buku kepada anaknya itu sejak anak mampu  melihat.  Ketika anak berusia di bawah 6 bulan, ibunya membelikan buku, flash card yang dibacakan si ibu setiap hari walaupun saat itu anak nya belum mengerti. Setelah anak sudah mulai tertarik dengan mainan, si ibu membelikan berbagai macam buku cerita yang ada gambarnya. Walaupun saat itu usia anak belum mengerti dan tidak tahu fungsi dari buku tersebut, si ibu tetap memperkenalkan buku dan mengajarkan sambil berinteraksi dengan anak. Alhasil buku-buku tersebut menjadi bahan yang sangat menarik untuk di sobek-sobek anak. Dan si Ibu menyatakan bahwa dia tidak marah kalo buku itu di robek sama anaknya. Dan dia membelikan lagi. Begitulah seterusnya. Dan bukan sedikit dana yang dikeluarkan oleh ibu ini untuk membeli buku ini. Dan kata-kata yang sangat terekam dalam ingatan saya adalah bahwa dia menyadari bahwa investasi sumber daya manusia itu biayanya mahal dan itu sangat membekas di ingatan saya.

Setelah menonton program acara tersebut, saya pun memiliki komitmen untuk memberikan melakukan hal tersebut jika anak saya lahir  nanti. Bahwa anak adalah investasi saya yang terbesar sehingga saya harus mempunyai dan menyediakan pos dana untuk itu. Untuk itu saya  banyak membaca artikel, menonton tayangan televise, membeli buku yang berkaitan degan panduan mendidik anak.

Dan keberhasilan Qaisra bisa membaca dengan lancar di usia yang belum genap 5 tahun (sebuah penghargaan buat Qaisra..ica,  Bunda tahu Ica anak Cerdas dan Hebat) tidak terlepas dari cara-cara tersebut diatas yang saya lakukan.
Adapun saya mulai melakukan yang terbaik buat anak saya sejak saya hamil. Alhamdulillah Hamil anak pertama saya bekerja sebagai surveyor ataupun peneliti. Hal ini tentunya mengharuskan saya untuk selalu banyak membaca dan menulis. Saya juga sering mengajak anak saya berdialog saat dia masih di dalam kandungan, mendengarkan music –music klasik .  Apa yang saya lakukan ini saya percayai sebagai salah satu yang mampu menstimulasi kemampuan anak saya nantinya.

Di usia kurang dari enam bulan saya sudah memperkenalkan flasch card dan membacakan setiap hari objek dan tulisan yang tertera di gambar tersebut sampai akhirnya dia mampu mengambil kartu yang saya sebutkan objeknya.  Seiring dengan kemampuannya itu flash card pun hilang satu-satu dan rusak perlahan-lahan hingga tidak ada lagi bekasnya .
Di usia setahun saya juga membelikan buku-buku board book, buku-buku cerita. Di sini pun saya juga memperkenalkan VCD Edukasi untuk Qaisra  Untuk menstimulasi Qaisra ini bukan sepanjang hari saya lakukan tetapi hanya malam hari dan saat saya libur bekerja. Saya berusaha memaksimalkan waktu yang saya miliki untuk mengasah kecerdasan nya.  Setiap malam Qaisra punya jadwal menonton VCD Edukasi paling lama setengah jam. Setelah itu kita berinteraksi dan bermain.
Di usia 2 tahun saya mulai membeli buku-buku cerita sederhana. Saya atau ayahnya dan keluarga yang lainnya mulai membacakan buku cerita.  Mulai diperkenalkan dengan alat-alat tulis dan mewarnai. Bukan sedikit dana atau biaya yang saya keluarkan untuk membeli buku ini. Di usia nya yang masih muda anak belum bisa menjaga bukunya sehingga sering robek dan rusak. Kalau sudah robek dan rusak saya tetap membelikan lagi. Saya tetap memegang komitmen bahwa investasi SDM itu pasti besar biayanya.

Selain itu saya juga menciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk mencintai buku. saya sering membawa anak saya ke toko buku. Di rumahpun saya membiasakan diri saya membaca buku. Ayahnya sering membaca Koran atau majalah. Sehingga saat orang tuanya membaca, anak pun ikut untuk membaca.
Di usia tiga tahun saya memfasilitasi Qaisra dengan mainan huruf-huruf, buku-buku cerita, alat tulis dan sebagainya. Segala mainan atau fasilitas yang bisa merangsang kecerdasannya saya berikan. Saya tidak mempunyai waktu khusus untuk mengajari anak-anak saya,  hanya sekedarnya saja sambil bermain. Tidak ada paksaan dan tidak ada les-les tambahan apapun.

Di usia 4 tahun  saat Qaisra sudah mulai tertarik dengan televise, saya pun memasukkan dia ke TK. Tujuan saya awalnya hanya agar dia mempunyai teman dan ketergantungan nya terhadap televise berkurang. Karena untuk meniadakan televise di rumah pun saya tidak bisa melakukannya demi orang tua saya.  Di TK saat orang tua murid lainnya menuntut guru agar anaknya bisa pandai membaca, berhitung dan menulis, saya tidak menargetkan apapun kepada guru dan Qaisra. Saya hanya ingin Qaisra belajar bersosialisasi dan bermain. Oleh karenanya saya hanya memasukkan anak saya di TK Islam sederhana di dekat rumah yang uang sekolahnya hanya 60 ribu perbulan.

Di usia 4,5 tahun saya mulai membelikan buku hallo balita untuk Qasira. Awalnya saya membacakan buku ini setiap malam satu buku. Tetapi Qasira minta di bacakan lebih dari 3 buku. Terus terang saya ini menjadi dilemma buat saya. Akhirnya saya berfikir bagaimana caranya agar Qaisra bisa membaca. Oh ya sejak usia 2 tahun toko buku adalah salah satu tempat yang wajib di kunjungi setiap bulannya. Oleh karenanya selama ini kalo ke toko buku Qasira  biasanya membeli buku-buku mewarnai dan menggunting lipat. Sejak saya beli buku halo balita tersebut, saya pun ingin Qasira bisa membaca. Kemudian saya belikan buku mampu membaca dalam 42 hari dan sejenisnya. Saat itu saya mulai mengajari Qasira mengeja isi dari buku tersebut yang dimulai dari ejaan. Saat saya mengajari Qaisra membaca, di sekolah nya belum ada pelajaran membaca. Jadi saya mulai memperkenalkan huruf dan membaca terlebih dahulu kepada Qasira
Setiap harinya baik sore ataupun malam, ada jadwal mempelajari isi buku mampu membaca dalam 42 hari . satu hari satu halaman. Namun ternyata di luar dugaan saya , Qasira maunya membaca semua halaman. Tapi saya tegaskan satu hari satu halaman. Karena Qasira  merasa senang, akhirnya dia membaca sendiri buku mampu membaca dalam 42 hari tersebut.

Kebiasaan membaca buku hallo balita setiap malamnya tetap berlangsung. Tetapi saya melibatkan anak saya membaca huruf-huruf yang ada di buku cerita hallo balita tersebut. Sambil saya bombing dan saya pandu. Selang 2 bulan saya ajari Qasira membaca sendiri, di sekolah mulai diperkenalkan membaca. Akhirnya jadwal membaca nya semakin banyak. Dan saat membaca di sekolah di mulai, Qaisra sudah mampu membaca. Akhirnya saat ini Qaisra  sudah mampu membaca buku cerita yang saya beli sendiri. Alhamdulillah betapa senangnya saya. Padahal Usianya belum genap 5 tahun dan belum wajib masuk SD. Masih ada waktu setahun lagi di TK.

Ini adalah pengalaman pribadi saya yang ingin saya share sehingga para orang tua bisa merasakan kebahagaiaan yang sama seperti yang saya dan suami rasakan.  Semoga bermanfaat.

2 komentar:

  1. Buku mampu membaca 42 hari itu bisa di dapetin dimana yaah mba? Judul dan pengarangnya kalo boleh tau.
    Terima kasih sebelumnya mba

    BalasHapus
  2. maafkan mbak, baru terlihat komentarnya

    BalasHapus

Menikah Belum Mapan? Siapa Takut?

Beberapa hari lalu di timeline fb saya ada yang memposting isinya “Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulain...