Belajar dari bagaimana bunda @Septi Peni Wulandani membangun mimpi
keluarga dan mimpi anak-anaknya. Berikut adalah cuplikan dari tulisan
bunda @yeni nurjanah.
Keluarga Bu Septi dibangun dari mimpi-mimpi seluruh anggota keluarga yang terlibat didalamnya. Berikut mimpi anak-anak beliau.
Enes (Nurul Syahid Kusuma), membangun mimpinya sejak ia berusia 10 tahun (kelas 4 sd).
Ia bermimpi menjadi mempelai wanita (wow..hebat enes!), ahli lingkungan
dan integrator. Mimpi ini dituangkannya di dalam vision board ditembok
kamarnya. Ia tempeli gambar dan tulisan beserta deadline mencapainya di
vision board nya itu. Sebagai contoh untuk menjadi mempelai wanita ia
sudah memberi deadline menikah pada tahun 2020, keterampilan yang
dipersiapkan untuk menjadi mempelai wanita juga menjadi focus
perhatiannya, agar ia segera mempunyai keterampilan: memasak, mengelola
anggaran keuangan, mengajar dan mendidik anak ( Enes juga pendiri Ibu
Profesional looh, dibelakang bu Septi ^_^). Bahkan teknis pernikahan dan
disain undangan juga sudah ia persiapkan untuk menyongsong hari H nya.
Sebagai orangtuanya,tentu saja bu septi tadinya berfikir agak aneh, kok
ni anak mau jadi mempelai wanita ya impiannya, tapi karena ini dilakoni
si anak dengan penuh antusias, bu septi dan suami pun mendukung, tinggal
mengarahkan (tidak membelokkan ya) dan tidak akan mentertawakan mimpi
yang dikehendaki anak-anaknya.
Untuk mimpinya yang lain, yaitu
menjadi ahli lingkungan ditargetkannya bisa 3 tahun tercapai. Lalu ia
menshare mimpi tersebut sebanyak-banyaknya kepada orang-orang terdekat
dan lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar orang lain tahu minat dan
mimpinya serta dapat memadukan orang-orang yang bermimpi sama
(frekuensinya sama) dan akhirnya membangun jejaring (komunitas) untuk
memudahkan dalam mewujudkannya. Setelah itu, ia mulai mendedikasikan
mimpi-mimpinya yang terdekat secara bertahap, dengan mengalokasikan
waktu 4 jam sehari untuk belajar bagaimana bentuk-bentuk kepedulian pada
lingkungan, lalu ia mulai mempraktekkan untuk peduli pada lingkungan,
seperti mengajak teman-temannya tidak membuang sampah sembarangan,
memunggut sampah dengan tangannya sendiri lalu memasukkannya ke tempat
sampah, bahkan ia berani mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk
memanfaatkan sampah di rumah tangganya dengan membuatnya menjadi kompos
dan sebagainya.
Setiap hari Enes kecil menatap vision boardnya,
berwudhu, shalat dan berdo’a, Ya Allah,aku ingin jadi ahli lingkungan,
Ya Allah, aku ingin Indonesia bebas dari sampah…” dan apa yang terjadi ?
Subhanallah…tepat usia Enes 13 tahun (sesuai targetnya), ia mendapatkan
penghargaan Young Change Maker, karena kepeduliannya pada lingkungan.
Ia mengkampanyekan slogan: “Makan buahnya, Tanam bijinya.” Enespun saat
ini masih terus bermimpi, ia berani dan percaya diri mengejar impiannya
meski harus belajar dan tinggal sendirian di negara Singapura saat ini
tanpa ditemani orangtua dan saudara dalam rangka mewujudkan kemandirian
dan mimpinya yang lain….bravo enes!!
Ara, anak kedua bu Septi membangun mimpinya di usia yang sama dengan Enes kakaknya.
Ia sangat menyukai susu, mimpi punya peternakan yang bikin “mulya
sesarengan”, dan mimpi menjadi integrator. Ara juga menuangkan mimpinya
dalam vision board. Ia juga menshare dan mendedikasikan mimpinya melalui
Moo’s Project, mengulangi langkah-langkah sukses si kakak dalam belajar
dan mempraktekkan mimpinya, berdo’a setiap hari selesai shalat. Dan apa
hasilnya? 3 tahun berikutnya, di usia 14 tahun (sesuai targetnya) Aral
lah yang menerima penghargaan Young Change Maker dari ketekunannya
mendedikasikan mimpi. Jadi jangan terkejut jika suatu hari mungkin kita
bisa menjumpai Ara di Australia, karena memang kuliah disana adalah
salah satu mimpinya yang lain karena kecintaannya pada susu. Bukankah
Australia terkenal karena produk-produk susunya?:D
Elan, anak
bungsu sekaligus satu-satunya anak lelaki dari pasangan Pak Dodik dan Bu
Septi mempunyai mimpi menjadi ahli robot. Ia mulai membangun mimpinya
pada usia 7 tahun (sekitar usia kelas 1 sd)
Ia memimpikan
anak-anak Indonesia pada waktunya nanti bisa membuat robot dari
barang-barang recycle (daur ulang). Sehingga bermain dan membuat robot
tidak lagi menjadi dominasi anak-anak perkotaan saja, karena dengan
barang murah meriah pun anak-anak desa bisa membuat robot.Targetnya 4
tahun lagi ia bisa menjadi ahli robot. Lalu apa yang terjadi ? Setelah
Elan mendedikasikan mimpinya dengan belajar 4 jam sehari tentang robot,
praktek membuat robot dan seluk beluk robot lainnya, Elan mulai
membangun gunung. Maksudnya mengeksplor passion dan kemampuan
terdalamnya yang berkaitan dengan mimpinya yaitu robot. Caranya bisa
melalui mbah google ataupun langsung dari para pakar/ahli robot.
Sekarang kita bisa melihat Elan mempunyai berbagai macam bentuk robot
karyanya sendiri yang dibuat dari bahan daur ulang, seperti stick
eskrim.
Dari uraian diatas, tampak benang merah yang dapat kita lihat bahwa tahapan bermimpi anak-anak luar biasa diatas dimulai dari :
DREAM IT (Mimpikan)
Mengapa kita harus bermimpi? ingat diawal tulisan ini bahwa banyak
orang yang mengharap sukses tapi tidak menempuh jalannya. Ingat bahwa
perahu tidak bisa berlayar di daratan. Sudah mengerti maksudnya kan?
Ingat kunci bermimpi:
kata menciptakan dunia,
rasa ingin tahu (inquiry) menciptakan perubahan,
visual menginspirasi untuk beraksi (buat VISION BOARD, yaitu menyusun
mimpi dengan bentuk visual berupa gambar dari koran/majalah/ gambar
sendiri) dan
jangan lupa kalimat positif mendorong perubahan positif
(contoh: mendoakan anak dengan suara keras dihadapannya sesaat ia
bangun tidur, saat santai, atau latih anak berdo’a mandiri untuk memohon
mimpinya menjadi kenyataan)
Bagaimana cara bermimpi?
Percaya pada kekuatan imaginasi
Temukan keadaan santai dan bebas untuk bermimpi
SHARE IT (Membagi/menceritakan mimpi ke sebanyak mungkin teman), dengan presentasi, mengobrol, berbincang santai dllnya.
DO IT (Mendedikasikan mimpi dengan langsung mempraktekkannya),
mengalokasikan waktu selama 4 jam dlm sehari untuk menggapai
tahapan-tahapan mimpinya. Menurut suatu penelitian jika kita menekuni
suatu kegiatan lebih dari 10.000 jam maka kita bisa menjadi maestro
dalam kegiatan yang ditekuni tersebut.
GROW IT Lalu lihatlah apa yang terjadi jika kita melaksanakan semua langkah-langkah diatas??
Catatan Tanya jawab dalam webinar perdana:
Mengapa harus bermimpi untuk keluarga?
Mimpi akan membantu kita meniti JALAN dan mencapai TUJUAN. Maka
tentukan JALAN anda dan tentukan CARA anda mencapainya (breakdown)
Ingat SUKSES itu menular dan GAGAL juga menular. Maka mendekatlah
dengan keluarga-keluarga sukses, pelajari ilmu mereka, maka jangan kaget
beberapa saat anda akan mengikuti kesuksesannya.
Bagaimana mencapai mimpi bersama keluarga?
Dengan duduk bersama semua anggota keluarga, utarakan mimpi
masing-masing. Jangan pernah meremehkan mimpi anak, apalagi
mentertawakannya. Kalau perlu bikin agenda rapat keluarga tiap berapa
bulan sekali. Rangsang anak untuk membuat vision board mimpinya. 1 anak 1
vision board.minta anak menempel mimpinya di karton, tulis deadline
pencapaiannya, arahkan anak dalam mencapai mimpinya pertahapan
(breakdown).share mimpi,dukung semua mimpi menjadi mimpi bersama. Buat
manajemen donat, tahun ini,mimpi terdekat siapa yang akan digol kan.
Bagaimana cara menumbuhkan mimpi anak usia 3-5 tahun?
Tumbuhkan mimpi dengan mengajaknya bercerita, mendongeng, ajar anak
kisah-kisah para nabi, kisah orang sukses, kenalkan dengan tokoh-tokoh
yang menginspirasi dan sesuai minat anak, misal anak ingin menjadi
ulama, kenalkan dengan tokoh-tokoh ulama, fotonya, sejarah hidupnya
dll.yang perlu jadi catatan, usia tk sampai dengan sd kelas 3, izinkan
anak bermain dalam kesehariannya, main sebanyak mungkin aneka ragam
jenis permainan.karena memang rentang usia seperti ini waktunya anak
senang bermain.dengan bermainlah dia sesungguhnya belajar. Tinggal
pintar-pintarnya orangtua menstimulus dan mengarahkan anak mau main apa,
porsi mainnya bagaimana dan jenis permainannya apa saja.ini dimaksudkan
agar anak kita punya pengalaman belajar yang banyak sebelum ia
menentukan pilihan apa impiannya nanti.
Kegiatan apa yang dapat menumbuhkan mimpi anak?
Beri anak beraneka ragam kegiatan dirumah selain sekolah. Contohnya,
menari,menyanyi, menggambar, menulis, olahraga (renang, lari, memanah),
jalan-jalan ke pasar, ke stasiun kereta, ke stadion bola, ke danau,
laut, kebon binatang, dll. Hal ini untuk menambah pengalaman belajar
anak. Anak tidak akan tahu mimpinya apa, jika ia tidak memiliki
pengetahuan/pengalaman tentang itu, hingga ia dapat memilih kegiatan apa
yang paling menarik hatinya. Gali, amati kesukaan anak-anak kita.
Jangan menggunakan metode tutup lobang contoh anak kita tdk bisa
matematika, sorenya dirumah dileskan matematika. Anak akan bertambah
stress karena dia tidak suka matematika. Yang baik adalah metode
membangun gunung, jika anak suka sekali menggambar, maka leskan ia
menggambar.anak semakin ceria dan tidak tertekan.konsepnya, cari
aktivitas mana yang membuat anak tidak pernah merasa jenuh hingga anak
akan merasa enjoy (menikmatinya)—easy (terasa mudah, karena ini sesuatu
yang dia sukai)—excellent (hasilnya akan maksimal)--- earn( dan akhirnya
bisa jadi malah menghasilkan uang).
Untuk anak usia kelas 4 (anak bu septi rata2 dibangun mimpinya mulai kelas 4), bagaimana cara menumbuhkan mimpinya?
Usia kelas 4 SD anak sudah bisa diajak berfikir, ingin jadi apa, hari
ini ingin ngapain untuk mencapai mimpinya. Mimpi itu berkaitan denga
potensi dan bakat anak, fokuskan saja kearah sana. Ajak brainstorming,
ngobrol, berpendapat, bercerita. Ajak anak buat vision board, tempel
sebanyak-banyaknya mimpi anak, ajak ia sholat, berdo’a dan jangan pernah
meremehkan mimpi anak. Ajar anak untuk ATM (amati-tiru-modifikasi).
Sukses itu menular, jika kita mengikuti langkah orang-orang sukses, maka
kesuksesan sudah didepan mata. Setelah itu ajarkan anak sharing tentang
mimpinya, bisa dengan memulai presentasi di depan kita atau didepan
teman-temannya, ungkapkan saja dengan bahasa anak-anak sendiri, kita
akan tercengang-cengang dengan hasilnya..kekuatan imajinasi berbicara.
Bagaimana jika anak banyak mimpi? Sebenarnya mimpi yang mana yang dia benar2 inginkan?
Tidak apa-apa anak banyak mimpi. Ajak saja buat vision board, tempelkan
semua mimpinya dengan seksama. Ajarkan anak untuk memilih yang paling
diimpikannya (passionnya), ikuti saja, tugas orangtua hanya sebagai
fasilitator, yaitu bertugas membuat kegiatan yang aneka ragam sebanyak
mungkin sebagai pengalaman belajar anak selain disekolah, orang tua juga
yang mengajarkan anak untuk membreakdown mimpinya agar jalan menuju
mimpinya tidak tersesat. Sebagai orang tua, memang harus mempersiapkan
rumah sebagai laboratorium mimpi anak-anak kita. Jika anak bermimpi
menjadi chef, maka biarkan dapur menjadi laboratorium anak kita. PENTING
: Biarkan anak-anak mempunyai mimpi sendiri jangan sekali-kali
memaksakan mimpi kita menjadi mimpi mereka. Mengarahkan boleh dalam
rangka memberikan wawasan, tapi membelokkan sesuai keinginan ortu tidak
diperbolehkan, ingat ya parents…^_^
Jika terkendala dengan uang, bagaimana kita mendukung mimpi-mimpi anak kita?
Mulai dan jalani saja dulu dengan kegiatan yang tanpa mengeluarkan
uang. Jalankan peran kita semampu kita, gunakan fasilitas dari ALLAH
yang gratisan. Nanti akan timbul kreativitas kita sebagai orangtua saat
itulah sesungguhnya Allah tengah membantu kita.
Bagaimana cara kita konsisten dengan mimpi yang telah kita buat?
Pentingnya share ke banyak orang adalah orang-orang ini bisa memantau
diri kita dan anak kita ttg perjuangan mimpi yang telah kita sharing,
minimal malu kalau kita sampai tidak bergerak untuk mencapai mimpi yang
telah kita share tadi bisa juga dengan saling mengingatkan antar suami
istri, suami lupa istri ingatkan, istri lupa, suami ingatkan. Asal
jangan lupa dua-duanya :Db egitu pula saat anak lupa, orangtua yang
mengingatkan. ingat, Anak-anak belajar bukan untuk mencari angka di
rapor tetapi sesungguhnya mereka belajar untuk meningkatkan derajat
nilai hidupnya lebih tinggi di masa depan.
Perlukah anak dibuatkan jadwal belajar?
Biarkan anak melihat jalan hidupnya sebagai arena dan pengalaman dia
belajar. Jadi tidak ada jadwal belajar karena semua yang dilakukan anak
hakekatnya adalah Tholabul ‘Ilmi.
------------------------------------
*Penulis adalah Bunda dari 2 putri yang masih banyak belajar tentang
parenting (praktisi parenting---istilahnya mbak Jazimah Al Muhyi:). Ia
mempunyai mimpi yang sangat sederhana,tapi butuh selaksa perjuangan,
konsisten dan komitmen untuk mencapainya ditahun ini yaitu ingin sekali
melihat anak nya yang kedua dapat berjalan dan mandiri dalam memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri sehari-hari, bebas dari diapers, mampu
berkomunikasi lebih ekspresif, bisa mengajarkannya ilmu2 yang dibutuh
kan untuk bekal kemandiriannya dimasa depan dan untuk anak saya yang
pertama saya harapkan tahun ini dapat membaca Al Qur’an dan dapat
membaca buku-buku tentang dongeng islami dengan riang dalam rangka
memenuhi keingintahuannya tentang kisah-kisah Rasulullah dan para
sahabat, bisa memberikannya akses belajar seluas-luasnya tentang story
telling atau mendongeng kepada para pakarnya,sehat selalu dan selalu
jadi penyejuk mata bunda dan ayah.
Mimpi saya yang terdalam
adalah menjadi ibu professional,bunda yang cekatan,mandiri dalam
finansial dan dapat menjadi dokter pribadi bagi keluarga kecil
saya.sedangkan keinginan terbesar adalah suatu saat nanti ingin memiliki
taman bacaan, mampu mendirikan klinik thibbun nabawi bagi anak2 dan
orang-orang yang membutuhkan motivasi dan pertolongan serta menuliskan
dan menerbitkan pengalaman saya dalam sebuah buku tentang upaya
mewujudkan itu semua..Aamiin..
source: http://www.ibuprofesional.com/profiles/blogs/meraih-mimpi-menata-masa-depan-bagian-kedua-tamat
Blog ini wadah untuk berbagi informasi, curahan hati, gejolak pemikiran dan perasaan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menikah Belum Mapan? Siapa Takut?
Beberapa hari lalu di timeline fb saya ada yang memposting isinya “Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulain...
-
Di Indonesia, seringkali kita rancu dan bingung dengan istilah Talented dan Gifted yang keduanya diterjemahkan dengan kata Bakat. Kadangka...
-
Minggu, 27 April 2014; Banda Aceh Bertemu dengan Ibu Septi adalah sesuatu yang tidak terjadi secara kebutulan menurut saya. Seseorang t...
-
Kalau tidak menjadi pegawai di Departemen Keuangan khususnya Ditjen Pajak, kemungkinan besar aku pasti seperti kebanyakan orang yang tid...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar