Blog ini wadah untuk berbagi informasi, curahan hati, gejolak pemikiran dan perasaan.
Senin, Agustus 13, 2012
Renungan tentang Spritual Quotient (SQ)
Jumat, April 27, 2012
Anak Pintar Atau Anak Bahagia?: Catatan di Tengah Hiruk Pikuk UN (KOLOM HAIDAR BAGIR)
Setiap orang tua yang mendapatkan pertanyaan ini, cepat atau lambat akan menjawab: “Anak bahagia.” Tapi, apakah benar anak pintar tak mesti bahagia? Jawabannya, ya. Anak pintar belum tentu bahagia. Bahkan, anak pintar yang tidak memiliki karakter-karakter tertentu, pasti tidak bahagia. Ya, anak bahagia belum tentu pintar. Anak yang memiliki karakter-karakter tertentu, meski tidak pintar, bisa bahagia. Karakter-karakter itu terkait dengan kemampuan menghasilkan emosi-emosi positif, yang biasa disebut dengan emotional intelligence (EI atau EQ). Jangankan kebahagiaan, kesuksesan saja tak selalu ada hubungannya dengan kepintaran.
SUMBER : http://mizan.com/index.php?fuseaction=plong&id=43
Kamis, April 12, 2012
LANCAR MEMBACA DI USIA DINI (Pengalaman Qaisra)
Salah satu hal yang memotivasi saya untuk mengajarkan membaca sejak dini adalah suatu tayangan dimetro tivi, saya lupa nama tanyangannya yang sangat membekas dalam ingatan saya. ketika itu saya sudah cuti bekerja untuk menanti kelahiran Putri pertama saya. Program acara tersebut menghadirkan bintang tamu seorang ibu dan anaknya yang memiliki kelebihan bisa membaca dengan lancar di usia dini (kalo gak salah usia 4 tahun). Di dialog tersebut kemudian dibahas cara-cara ibu tersebut dalam menstimulasi ketrampilan anaknya. Di jelaskan bahwa ibu tersebut memperkenalkan buku kepada anaknya itu sejak anak mampu melihat. Ketika anak berusia di bawah 6 bulan, ibunya membelikan buku, flash card yang dibacakan si ibu setiap hari walaupun saat itu anak nya belum mengerti. Setelah anak sudah mulai tertarik dengan mainan, si ibu membelikan berbagai macam buku cerita yang ada gambarnya. Walaupun saat itu usia anak belum mengerti dan tidak tahu fungsi dari buku tersebut, si ibu tetap memperkenalkan buku dan mengajarkan sambil berinteraksi dengan anak. Alhasil buku-buku tersebut menjadi bahan yang sangat menarik untuk di sobek-sobek anak. Dan si Ibu menyatakan bahwa dia tidak marah kalo buku itu di robek sama anaknya. Dan dia membelikan lagi. Begitulah seterusnya. Dan bukan sedikit dana yang dikeluarkan oleh ibu ini untuk membeli buku ini. Dan kata-kata yang sangat terekam dalam ingatan saya adalah bahwa dia menyadari bahwa investasi sumber daya manusia itu biayanya mahal dan itu sangat membekas di ingatan saya.
Setelah menonton program acara tersebut, saya pun memiliki komitmen untuk memberikan melakukan hal tersebut jika anak saya lahir nanti. Bahwa anak adalah investasi saya yang terbesar sehingga saya harus mempunyai dan menyediakan pos dana untuk itu. Untuk itu saya banyak membaca artikel, menonton tayangan televise, membeli buku yang berkaitan degan panduan mendidik anak.
Dan keberhasilan Qaisra bisa membaca dengan lancar di usia yang belum genap 5 tahun (sebuah penghargaan buat Qaisra..ica, Bunda tahu Ica anak Cerdas dan Hebat) tidak terlepas dari cara-cara tersebut diatas yang saya lakukan.
Adapun saya mulai melakukan yang terbaik buat anak saya sejak saya hamil. Alhamdulillah Hamil anak pertama saya bekerja sebagai surveyor ataupun peneliti. Hal ini tentunya mengharuskan saya untuk selalu banyak membaca dan menulis. Saya juga sering mengajak anak saya berdialog saat dia masih di dalam kandungan, mendengarkan music –music klasik . Apa yang saya lakukan ini saya percayai sebagai salah satu yang mampu menstimulasi kemampuan anak saya nantinya.
Di usia kurang dari enam bulan saya sudah memperkenalkan flasch card dan membacakan setiap hari objek dan tulisan yang tertera di gambar tersebut sampai akhirnya dia mampu mengambil kartu yang saya sebutkan objeknya. Seiring dengan kemampuannya itu flash card pun hilang satu-satu dan rusak perlahan-lahan hingga tidak ada lagi bekasnya .
Di usia setahun saya juga membelikan buku-buku board book, buku-buku cerita. Di sini pun saya juga memperkenalkan VCD Edukasi untuk Qaisra Untuk menstimulasi Qaisra ini bukan sepanjang hari saya lakukan tetapi hanya malam hari dan saat saya libur bekerja. Saya berusaha memaksimalkan waktu yang saya miliki untuk mengasah kecerdasan nya. Setiap malam Qaisra punya jadwal menonton VCD Edukasi paling lama setengah jam. Setelah itu kita berinteraksi dan bermain.
Di usia 2 tahun saya mulai membeli buku-buku cerita sederhana. Saya atau ayahnya dan keluarga yang lainnya mulai membacakan buku cerita. Mulai diperkenalkan dengan alat-alat tulis dan mewarnai. Bukan sedikit dana atau biaya yang saya keluarkan untuk membeli buku ini. Di usia nya yang masih muda anak belum bisa menjaga bukunya sehingga sering robek dan rusak. Kalau sudah robek dan rusak saya tetap membelikan lagi. Saya tetap memegang komitmen bahwa investasi SDM itu pasti besar biayanya.
Selain itu saya juga menciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk mencintai buku. saya sering membawa anak saya ke toko buku. Di rumahpun saya membiasakan diri saya membaca buku. Ayahnya sering membaca Koran atau majalah. Sehingga saat orang tuanya membaca, anak pun ikut untuk membaca.
Di usia tiga tahun saya memfasilitasi Qaisra dengan mainan huruf-huruf, buku-buku cerita, alat tulis dan sebagainya. Segala mainan atau fasilitas yang bisa merangsang kecerdasannya saya berikan. Saya tidak mempunyai waktu khusus untuk mengajari anak-anak saya, hanya sekedarnya saja sambil bermain. Tidak ada paksaan dan tidak ada les-les tambahan apapun.
Di usia 4 tahun saat Qaisra sudah mulai tertarik dengan televise, saya pun memasukkan dia ke TK. Tujuan saya awalnya hanya agar dia mempunyai teman dan ketergantungan nya terhadap televise berkurang. Karena untuk meniadakan televise di rumah pun saya tidak bisa melakukannya demi orang tua saya. Di TK saat orang tua murid lainnya menuntut guru agar anaknya bisa pandai membaca, berhitung dan menulis, saya tidak menargetkan apapun kepada guru dan Qaisra. Saya hanya ingin Qaisra belajar bersosialisasi dan bermain. Oleh karenanya saya hanya memasukkan anak saya di TK Islam sederhana di dekat rumah yang uang sekolahnya hanya 60 ribu perbulan.
Di usia 4,5 tahun saya mulai membelikan buku hallo balita untuk Qasira. Awalnya saya membacakan buku ini setiap malam satu buku. Tetapi Qasira minta di bacakan lebih dari 3 buku. Terus terang saya ini menjadi dilemma buat saya. Akhirnya saya berfikir bagaimana caranya agar Qaisra bisa membaca. Oh ya sejak usia 2 tahun toko buku adalah salah satu tempat yang wajib di kunjungi setiap bulannya. Oleh karenanya selama ini kalo ke toko buku Qasira biasanya membeli buku-buku mewarnai dan menggunting lipat. Sejak saya beli buku halo balita tersebut, saya pun ingin Qasira bisa membaca. Kemudian saya belikan buku mampu membaca dalam 42 hari dan sejenisnya. Saat itu saya mulai mengajari Qasira mengeja isi dari buku tersebut yang dimulai dari ejaan. Saat saya mengajari Qaisra membaca, di sekolah nya belum ada pelajaran membaca. Jadi saya mulai memperkenalkan huruf dan membaca terlebih dahulu kepada Qasira
Setiap harinya baik sore ataupun malam, ada jadwal mempelajari isi buku mampu membaca dalam 42 hari . satu hari satu halaman. Namun ternyata di luar dugaan saya , Qasira maunya membaca semua halaman. Tapi saya tegaskan satu hari satu halaman. Karena Qasira merasa senang, akhirnya dia membaca sendiri buku mampu membaca dalam 42 hari tersebut.
Kebiasaan membaca buku hallo balita setiap malamnya tetap berlangsung. Tetapi saya melibatkan anak saya membaca huruf-huruf yang ada di buku cerita hallo balita tersebut. Sambil saya bombing dan saya pandu. Selang 2 bulan saya ajari Qasira membaca sendiri, di sekolah mulai diperkenalkan membaca. Akhirnya jadwal membaca nya semakin banyak. Dan saat membaca di sekolah di mulai, Qaisra sudah mampu membaca. Akhirnya saat ini Qaisra sudah mampu membaca buku cerita yang saya beli sendiri. Alhamdulillah betapa senangnya saya. Padahal Usianya belum genap 5 tahun dan belum wajib masuk SD. Masih ada waktu setahun lagi di TK.
Ini adalah pengalaman pribadi saya yang ingin saya share sehingga para orang tua bisa merasakan kebahagaiaan yang sama seperti yang saya dan suami rasakan. Semoga bermanfaat.
Rabu, Maret 14, 2012
Tsunami dan Sahabat
Ya...tgl 26 Desember 2004 adalah hari yang pasti akan selalu ku ingat dan juga ribuan orang lainnya di dunia. Kehilangan sahabat adalah kehilangan yang sangat berarti bagiku. Saat itu tsunami juga meluluhlantakkan tatanan hati dan kepercayaanku akan keadilan dan kasih sayang sang Khalik.
Perang besar terjadi antara hati dan pikiran membuatku sakit, tertawa, benci, dendam dan segudang perasaan bercampur baur menghasilkan aroma kebencian dan menggungat kekuasaan Tuhan betapa bencinya "aku hidup dan berdiri tegak seorang diri". Mana sahabat-sahabat terbaikku di dalam tidur, makan, bernyanyi, tertawa, gembira, sedih, terluka? Mana tubuh yang biasa bergandeng tangan, berangkulan, berpelukan saat itu berada? Tak ada satupun yang tersentuh dan terlihat oleh mata.
Berkecamuk dan berperangnya hati dengan pikiran membuatku lelah dan putus asa. Tapi ternyata Sang Khalik yang Maha Kasih dan Maha Penyanyang itu membelaiku dengan penuh kasih sayang melalui kalimat-kalimat penyejuk "La Tahzan", Menghiburku melalui nyanyian-nyanyian "doa dan shalawat" serta mengajakku menari-nari lewat "keikhlasan relawan yang datang dari penjuru dunia".
Aku tersentak dan tersadar. Tsunami memang telah membawa sahabat sejatiku menempati rumah baru nan penuh tawa canda. Tetapi tsunami juga telah membawa sahabat baru dengan design dan warna nya masing-masing.
Selamat jalan sahabat (Dina Junianti, Fadlina Dewi, Wanti Saibah, Kak Wahyuna, Diyan Harliansyah, Julianita). Kebersamaan kita akan menjadi kenangan yang indah dan akan selalu mewarnai hidupku dalam menjalani hari-hari ke depan. Semoga kalian damai di sisi-Nya.
Selamat datang sahabat (Ratnasari Dewi and Saiful, Hendra Syahputra dan Mbak Sulam, Gaby, Caesar, Nova Idea, Verdy dan Khansa, Murni Sitorus, Rebecca, Pak Saleh Muhammad, Mbak Lisa, Siti Rahmah,Pak Lilik, Mbak Agni dan Samuel Clarck, dan sahabat-sahabat lainnya. Semoga ukhuwah kita terjalin lebih erat lagi untuk saling memotivasi dalam menjalani hidup yang fana ini.
Terima kasih sobat atas doa dan dukungannya.
Banda Aceh, 4 Desember 2008
Mendengar Suara Hati (Kilas Balik Tragedi Gempa dan Tsunami)
Waktu gempa, aku masih berdiam diri di kamar mandi, namun teriakan dan jeritan temanku memaksa aku keluar. Begitu berada di ruang tamu, teman-temanku lari ke luar rumah. TInggalah aku dan dina (almrh) di dalam yang dengan panik mencari kunci pintu. Dengan terayun-ayun akhirnya kami bisa membuka kunci pintu. Tapi alangkah terkejutnya ketika sudah ke luar rumah, kami lupa membawa kunci pagar. Dan kami pun berdiri di dekat pagar sambil mengucapkan tahmid dan asma Allah. Kami sangat ketakutan karena mobil yang di parkir di teras terdorong mundur oleh ayunan, sedangkan kami berdiri di belakang mobil dan terhalang dengan pagar yang masih terkunci.
Ayunan gempa yang tidak kunjung reda membuat kami panik. Ekspresi ketakutan dan kesedihan tergambar jelas di wajah-wajah kami. Aku menatap teman ku satu persatu dan berfikir ada apa ya? Sebenarnya gempa bukan hal yang asing selama aku di Banda Aceh sejak tahun 1998. Aku sudah terbiasa dengan suasana itu. Tetapi gempa kali ini membuat aku sangat khawatir dan ingin berlalu dari rumah tersebut. (saat itu aku menginap di rumah Wanti, salah seorang sahabatku di Lampaseh kota lr. Nek Bungsu).
Dina yang saat itu mengantongi HP segera mengontak ibu nya yang tinggal di Stabat (SUMUT) tetapi ternyata jaringan terputus. Dina, wanti, Ina dan Keponakan wanti saat itu menangis.Kakak wanti dan Suaminya berusaha menghibur keponakan mereka yang masih berusia 8 tahun yang saat itu menangis. Aku hanya menatap hampa ke arah mereka. Lidahku kelu dan tidak tahu harus mengeluarkan untaian kata-kata apa.
GEmpa yang terjadi saat itu lumayan lama. Waktu pastinya aku tidak tahu karena aku dan teman-teman tidak terpikir untuk menghitung durasinya. Yang aku tahu, gempa tersebut cukup lama dari gempa-gempa yang pernah ku rasakan selama di Aceh.
Gempa yang kian melambat memberikan kesempatan kepada saudara wanti untuk mengambil kunci pagar. Kami menghalanginya karena bagaimanapun ayunan gempa masih terasa. Barang-barang di dalam rumah hancur berantakan jatuh ke lantai.
Setelah berhasil membuka pintu pagar, kakak ipar wanti memindahkan mobil ke pekarangan meunasah. Aku dan Dina duduk di sebelah kiri rumah. Sedangkan wanti, kakaknya dan Ina mendatangi kerumumunan orang di dekat meunasah.
Tidak berapa lama terdengar semacam suara letusan. Kerumunan orang-orang tersebut semuanya berlari mendekati ku. Aku terkejut. Di dalam benakku suara itu adalah ledakan pecahnya tembok sungai yang berada di belakang rumah wanti. Suara hatiku saat itu menyuruhku berlari ke arah jalan besar. Aku menarik tangan Dina untuk ikut bersamaku.
Saat aku berada di ujung gang, aku membalik badan dan melihat Wanti, Ina dan yang lainnya berlari masuk ke rumah. Aku memanggil mereka tetapi itu hanya di dalam hati. karena suara ku tidak keluar dari kerongkongan.
Dina yang saat itu mau berbalik, langsung ku tarik segera berlari ke arah jalan Rama Setia. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi suara hatiku menuntun ku untuk menjauh daerah itu. Sesampainya di ujung jalan, aku melihat orang berlari tanpa arah, mobil patroli polisi dengan sirene yang mengaung-ngaung. Aku sempat bingung dan bertanya-tanya dalam hati, kenapa semua orang berlari dan panik. Sesampainya di Jalan Rama Setia baru aku melihat ombak yang sangat tinggi sekali, gelap, pekat hampir mendekati langit. Saat itu aku langsung teringat dengan film The Day After Tomorrow yang baru beberapa waktu lalu di putar di Bioskop Gajah.
"Aku harus hidup" ujarku. "Aku tidak boleh mati" Aku pasti Selamat" itulah kalimat-kalimat yang selalu ku katakan pada diriku. Sambil berlari aku menyapu pandangan ke semua tempat untuk mencari bantuan. Tetapi aku melihat, tidak ada satupun kenderaan yang berhenti saat di stop. Semua kenderaan penuh dengan orang-orang. Sambil berlari aku berfikir, tidak akan mungkin selamat jika aku berlari. Dan saat itu pinggangku sudah mulai sakit karena berlari-lari.
Kepasrahan pun melanda dan aku hanya bisa berujar bahwa tidak ada kekuatan yang bisa menyelamatkan selain Yang Di Atas. Sambil terus berlari, berdoa dan berusaha, aku melihat sebuah kereta (roda dua) yang di kemudikan oleh seorang gadis. Saat itu aku langsung mengejar kereta tersebut. Tidak berapa lama, kereta tersebut terhenti karena terjebak macet. Saat aku mencoba memegang belakang kereta dan meminta bantuan, ternyata kereta tersebut mendapatkan jalan. Aku pun terseret-seret di belakang kereta dan meminta agar di ijinkan untuk menumpang. Tetapi dia tidak perduli.
Ketika terjebak macet untuk yang ke dua kalinya, aku langsung melompat ke belakang gadis tersebut. Begitu aku berhasil mendapatkan tumpangan, kami pun mendapatkan jalan. Ketika berhasil mendapatkan tumpangan, aku mencari Dina. Ternyata dia jauh sekali di belakang. Aku baru ingat bahwa kami berpisah ketika aku berusaha mencari tumpangan. Aku berteriak kepada dia agar segera lari mendekat dan mengulurkan tanganku. Tapi ternyata kereta segera melaju dan akhirnya aku hanya bisa berteriak agar Dina segera mencari tumpangan. Sepanjang jalan rama setia itu aku berteriak-teriak agar semua pada lari. Tetapi orang-orang memandangi kami sambil heran dan mungkin tidak bertanya-tanya kenapa harus lari?
Begitu sampai di simpang empat jalan perdagangan, Pasar Aceh kereta kami terjatuh. AKu berusaha untuk membantu mendirikan, tetapai suasana jalan yang kacau balau membuat kami di tabarak dan kereta kembali terjatuh. Saat itu aku berbalik dan melihat air sudah berada di kawasan Gedung MUI. Aku langsung mengajak gadis yang bersama ku untuk lari.
Tetapi dia tidak mau meninggalkan keretanya. karena air sudah dekat, aku segera berlari. Saat itu aku sudah tidak sanggup lagi dan tidak tahu harus lari ke mana. Akhirnya aku terus berlari tanpa tujuan. Begitu melihat Mesjid Raya aku langsung berbelok arah dan lari memasuki Mesjid Raya. Sesampainya di tangga mesjid, aku melihat air sudah memasuki pekarangan Mesjid. Aku saat itu paranoid dan terus berlari mencari tempat yang tinggi.
Aku naik berada di lantai 3 Mesjid dan melihat air lewat jendela Mesjid. Bingung sebenarnya apa yang terjadi. Dari mana asalnya air tersebut. Tidak ada satu orangpun yang tahu kejadian apa hari itu. Aku melihat banyak orang yang selamat tapi terluka berdesakan-desakan dalam mesjid.
Akhirnya aku selamat karena berada di dalam Mesjid dan keluar dari Mesjid Jam 2 Siang itu pun karena sudah di suruh keluar sama Nazir Mesjid takut Mesjid Ambruk karena ayunan gempa masih terasa.
Saat aku tahu apa yang terjadi, sahabat-sahabat setia-ku sudah pergi untuk selamanya.
Begitu aku sadar apa yang terjadi aku menyesal tidak mengikuti suara hatiku. Seandainya menuruti suara hatiku tentu aku bisa menyelematkan sahabat-sahabatku. Acara yang dibuat untuk perpisahanku karena sudah lulus kuliah, ternyata adalah acara perpisahan selama-nya.
Shock, Menyesal karena dari 8 orang yang ada di rumah tersebut hanya aku yang selamat membuatku depresi dan tidak memafkan diriku sendiri. Untuk menjadi seperti sekarang ini membutuhkan perjuangan yang berat dan dukungan dari berbagai pihak. Dab aku sudah bisa berdamai dengan semua ini.
Selamat jalan Sobat, Insya Allah kita akan bertemu lagi di tempat yang lebih baik daripada di dunia ini. Tawa, canda,menangis, duka dan pengalaman kita selama di bangku kuliah akan menajdi kenangan yang akan abadi dan tetap menjadi kenangan manis dan terindah dalam hidupku.
Untuk sahabatku Tercinta : Dina Junianti, Wanti Saibah, Fadlina Dewi semoga Allah memberikan tempat yang terbaik untuk kalian. Amin
Banda Aceh, 26 Desember 2008
Apa Kabar Ratu Kecilku
Panggilan sayangmu untuk ku
Duhai malaikat kecilku…..
Sebulan telah berlalu…
Apa kabar ratu kecilku?
Setiap hari ku mendengar celotehmu
Gelak tawamu, bahasa cadelmu dan jeritanmu
Walau hanya lewat cerita sebelum menjelang tidur..
Apa kabar ratu kecilku?
Tiada kata yang mampu ku tuliskan
Untuk mengungkapkan perasaan berkecamuk dalam dada
Rindu akan pelukan jari-jari kecilmu,
Rindu akan ciuman malu-malu kucingmu
Rindu akan kemanjaanmu yang tidak ingin berpisah dariku sekejappun
Sehingga kadang aku merasa jengkel dengan itu semua
Apa kabar ratu kecilku?
Maafkan aku wahai ratuku
Maafkan karena telah mengambil waktu berhargamu
Saat di mana teman-teman sebayamu bergelayut manja
Apa kabar ratuku?
Aku hanya berharap kau mengerti
Impian yang ku gantungkan setinggi-tinggi bintang
Butuh pengorbanan dan keikhlasan dari mu
Untuk menjadikan mu sebenar-benar “ratu”.
Medan, 26 Maret 2009
Ungkapan Rindu untuk ratu kecilku Qaisra Alya Safina (I love U)
Surat Cinta Buat Suami (Memperingati ulang tahun ke empat perkawinan)
Tidak terasa kita telah mengharungi bahtera hidup selama empat tahun.
Segala macam bahagia dan duka kita hadapi. Kadang kelelahan akibat rutinitas membuat emosi kita sering tidak stabil dan raut wajah tidak sedap untuk di pandang.
Tinggi nya nada bicara membuat kita sering berdebat yang menimbulkan suasana kaku.
Ya pastinya..dirimu akan jengkel dengan kebisuanku paska perdebatan itu.
Tentunya aku juga jengkel karena kata-kata itu menyakiti meski dibarengi kata maaf.
Tetap saja….kebiasaan menstabilkan hati butuh waktu.
Tapi sayang, yakinlah bahwa semua itu tidak pernah terkubur lama di hati
Tetapi semuanya menguap terbang di bawa angin.
Yang penting komunikasi dan pengertian harus selalu terjaga, walaupun kadang butuh waktu
Untuk merajut untaian kata dan rayuan cinta.
Sayang….
Kedepan kita tidak tahu masalah apa lagi yang akan terjadi
Namun berharap agar setiap permasalahan menemukan solusi
Karena semakin tinggi pohon akan semakin besar angin yang menerpa
Hanya orang-orang besar saja yang bisa menghadapi dengan tenang
Sayang…..
Kini ratu kecil telah menghiasi hidup kita
Lihatlah binar-binar bahagia di mata nya saat bermain bersama kita
Nikmatilah kecerdasaan dan kelincahan gerak tubuhnya
Dengarkanlah senandung lagunya saat menyanyikan lagu sayang ayah dan bunda
Betapa ia malaikat kecil sempurna yang dititipkan kepada kita
Sayang…
Mari kita satukan visi dan misi untuk membentuknya menjadi semulia-mulia manusia
Agar kita bisa tersenyum bangga kala menghadap-Nya untuk mempertanggungjawabkan
Dan mengembalikan titipan itu dengan sesempurna ciptaan-Nya.
Sayang…semoga cinta diantara kita akan abadi atas ridho-Nya
Amin
Banda Aceh, 31 Juli 2009
Kerinduan Bunda
Semoga kamu selalu dalam keadaan sehat wal’afiat
Betapa memuncaknya kerinduan mencapai ubun-ubunku
Meluap-luap bagai magma yang ingin tersemburkan keluar dari dada
Mengalirkan bulir-bulir airmata yang menganak sungai
Andaikan kamu mengerti betapa beratnya diri ini jauh darimu
Setiap saat dalam untaian doa-doa dan harapan ku
Selalu terlantun agar kita bisa segera berkumpul bersama kembali
Namun itu membutuhkan waktu sayang……
Bunda hanya berharap kamu menjadi gadis kecil yang tegar
Dan memahami betapa bunda tidak menyukai keadaan seperti ini
Bunda sangat teriris tatkala setiap saat kamu menanyakan “Ayah, bunda mana?”
Perih dan sakit sekali rasanya nak….
Tidak pernah terlintas sedikitpun di benak bunda untuk meninggalkanmu
Ingin rasanya bunda setiap saat bisa melihat perkembanganmu dari detik ke detik
Tidak ingin sekalipun rasanya melewatkan masa emas perkembanganmu
Karena bunda tahu itulah bekalmu ke depan menghadapi kerasnya kehidupan dunia
Sabar sayang ya…
Yakinlah bahwa kita akan seperti dulu lagi, bercanda, bernyanyi, bermain bersama
Bunda kangen dengan lelucon dan gerak gerikmu yang membuat bunda terpingkal-pingkal
Indah sekali rasanya saat itu waktu kita tertawa bersama ada kamu, bunda dan ayah
Momen seperti itu akan segera terulang kembali..
Tapi kamu harus janji ya sayang…
Bahwa kamu akan sabar dan ikhlas menunggu sampai waktu itu tiba
Bunda yakin bahwa kamu adalah gadis kecil yang sabar, periang, pintar dan mandiri
Karena itulah perjalanan hidup yang harus kamu lalui
Bersyukurlah karena tidak semua gadis seusiamu di tempah dengan cara seperti itu
Kelak kamu akan menjadi manusia yang tangguh
Bunda akan selalu hadir dan ada di hatimu
Bunda akan selalu menemanimu dengan untaian doa dan harapan
Bunda akan didekatmu karena bunda sayang dan mencintaimu
I love u so much ratu kecilku Qaisra Alya Safina…
Medan, 17 Januari 2010
Kadang air mata tidak terasa mengalir saat ditelpon Qaisra bilang "Bunda, Ica kangen. Ica mau ke Medan aja ama Bunda"
SAHABAT
Namun mendapatkan seorang sahabat butuh pengorbanan dan perjuangan
Tidak semua mengartikan niat persahabatan tulus dan ikhlas
Banyak yang memanfaatkan persahabatan demi kepentingan sesaat…
Sahabat adalah seseorang yang menerima segala kekurangan dan kelebihan
Sahabat adalah seseorang yang mengingatkan ketika salah arah jalan dan tujuan
Sahabat adalah yang memberikan kritikan membangun dan pujian yang nyata
Walaupun kadang masukan dan kritikan itu menyakitkan
Tapi seorang sahabat akan bahu membahu untuk mencapai hidup bahagia
Sahabat tidak dibatasi ruang dan waktu
Sahabat tidak hanya saat bahagia
Juga tidak hanya saat sengsara
Sahabat adalah untuk sepanjang masa dan kondisi
Sahabat akan menembus ruang dan waktu
Tapi itu kadang hanya bertepuk sebelah tangan
Ketidakinginan berbagi menjadikan sahabat berprasangka dan berpraduga
Ktirikan yang dilontakan dianggap ejekan dan hinaan
Ketidaksetujuan diartikan sebagai penolakan dan ketidakberpihakan
Pertolongan dianggap meremehkan dan menurunkan harga diri
Sahabat…
Seseorang yang sangat special
Seseorang yang selalu kehadirannya dibutuhkan
Seseorang yang mampu mengerti dan memahami
Seseorang yang memberi kekuatan berarti
Sahabat…..
Selamanya akan di cari dan dinanti…
Medan, 23 Februari 2010
Untuk sahabatku yang belum dapat ditembus ruang dan waktu
ASI SAYA TIDAK KELUAR
Menjadi seorang ibu pertama kalinya pasti membahagiakan dan juga mengkhawatikan. Takut tidak bisa merawat sang buah hati dengan baik. Begitu juga yang saya alami saat pertama kalii menjadi seorang ibu. Di Masa-masa kehamilan saya banyak membaca buku, tabloid, mendengarkan talk show di radia dan menonton acara televise seputar kehamilan dan kelahiran. Saya berusaha membekali diri saya dengan banyak ilmu dan teori. Pada saat kelahiran putri pertama saya dengan operasi sesar, saya sedih sekali karena tidak bisa langsung memberikan ASI secara langsung. Padahal saya tahu hari pertama adalah ASI yang berisikan colostrum yang sangat berguna untuk anak saya. Saya tidak putus asa atas kondisi saya. Karena saya ingin memberikan yang terbaik untuk anak saya, saya berusaha memeras ASI tersebut dan memberikannya kepada anak saya. Saya sedikit lega walaupun saat itu anak saya harus meminumnya lewat botol dan jumlahnya sangat sedikit. Akibat sesar membuat saya susah menyusui anak saya dan anak saya harus diberikan tambahan susu formula karena produksi ASI saya sedikit. Saya sangat sedih sekali saat itu karena saya tidak ingin anak saya kena susu formula. Tetapi operasi sesar membuat saya tidak punya pilihan lain.
Beruntung saya berlangganan sebuat tabloid tentang tumbuh kembang anak. Saya pernah membaca bahwa setiap ibu secara alamiah pasti menghasilkan ASI. Jarang ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya. Pada sebagian ibu mungkin saja terjadi kesulitan pengeluaran ASI, namun ternyata lebih banyak ibu yang terpengaruh mitos sehingga tidak yakin bisa memberikan ASI. Banyak sedikitnya ASI yang diproduksi ibu sangat tergantung dari kondisi emosi dan motivasi ibu.
Oleh karenanya saat ASI saya keluar sedikit saya berusah tenang dan tidak stress. Karena saya yakin hal itu bisa mempengaruhi pengeluaran ASI saya. Dan saya selalu memotivasi diri saya bahwa saya pasti bisa memberikan ASI. Hampir lebih kurang 2 minggu saya berusaha merangsang dan berbicara kepada anak saya agar dia bisa langsung menyusui. Saya selalu ajak buah hati saya berbicara, bahwa dia pasti bisa menyusui. Selalu saya motivasi dan saya ajak berbicara. Karena saya yakin bahwa anak saya mendengarkan dan memahami apa yang saya bicarakan. Saya selalu mengatakan bahwa ASI penting untuk perkembangan dan kesehatannya. Oleh karenanya anak saya harus berjuang agar bisa menyusui. Akhirnya usaha saya membuahkan hasil dan saya mengapresiasi anak saya atas keberhasilan tersebut.
Saya sangat sedih sekali jika melihat seorang anak yang baru lahir diberikan susu formula dengan alasan ASI nya tidak keluar. Yang menurut pengalaman saya sebenarnya banyak ibu yang tidak termotivasi memberikan ASI kepada anaknya. Karena setelah melahirkan kondisi fisik ibu sangat-sangat lelah. Kalau keluarga khususnya suami tidak mensupport sang ibu dalam memberikan ASI maka rasa lelah yang menyerang sang ibu pasti akan lebih dominan sehingga menyebabkan menurunnya motivasi menyusui dan menyerah dengan keadaan yang ada. Di sinilah sebenarnya peran seorang suami untuk memberikan rasa aman dan dukungan penuh agar sang ibu bisa menyusui anaknya dengan baik. Namun sangat sedikit suami yang paham dan peduli dengan kondisi emosi sang ibu paska melahirkan. Belum lagi mertua dan kadang-kadang orang tua yang memarahi sang ibu karena dianggap tidak pandai dalam menyusui. Hal ini akan menjadi beban tambahan bagi sang ibu yang tentunya bisa mempengaruhi pengeluaran ASI. Saya sangat beruntung mempunyai suami yang mengerti dan memahami kondisi fisik saya paska melahirkan serta mendukung saya penuh dalam memberikan ASI untuk buah hati kami.
Proses menyusui tidaklah semudah dibayangkan. Untuk menyusui dengan baik sang ibu juga harus mempelajarinya. Untuk itu sebelum menjadi ibu, seorang perempuan harus mempunyai bekal pengetahuan sehingga saat dimana dia sudah menjadi ibu, dia memiliki bekal dan pengetahuan yang memadai bukan hanya sekedar berdasarkan kata orang tua. Tetapi dia mengetahui mengapa dia melakukan itu, kenapa harus dengan cara itu.
Semua tindakan yang saya lakukan saat berusaha memberikan ASI adalah hasil dari bacaan, sharing pengalaman dengan teman-teman yang sudah menjadi ibu. Dan Alhamdulillah saya berhasil memberikan ASI hingga usia anak saya 20 bulan. Pengalaman ini selalu saya sharing kepada ibu-ibu muda. Terutama bagi mereka yang mengeluhkan ASI nya tidak keluar. Saya selalu memotivasi dan meyakinkan bahwa mereka pasti bisa menyusui. Kalau saya bisa mengapa mereka tidak. Yang penting adalah usaha dan tekad yang kuat untuk memberikan ASI.
Pesan saya bagi ibu-ibu muda yang ASI nya belum keluar di hari pertama, kedua, seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan jangan pernah putus ASA dan menyerah. Yang penting berfikir positif dan selalu memotivasi diri bahwa kita pasti bisa memberikan ASI karena itulah makanan terbaik yang diciptakan untuk buah hati kita.
Semoga bermanfaat.
Medan, 17 Maret 2010
ASI Paska Operasi, Mungkinkah?
Namun hasrat dan tekad yang kuat agar bisa memberikan ASI Ekslusif kepada anak ke dua ku membuat aku tidak patah semangat. Sebelum melahirkan aku membaca artikel-artikel tentang memberikan ASI Paska operasi. Hal inilah yang kurang ku ketahui saat persalinan anak pertama. Karena aku tidak pernah berharap saat itu persalinan secara SC, sehingga bekal pengetahuan tentang SC sangat minim.
Di persalinan ke dua ini aku ingin segera memberikan ASI kepada bayiku. Namun hal itu baru bisa ku lakukan 3 jam setelah operasi karena menurut perawat di RS, bayiku diduga terminum air ketuban sehingga harus di periksa secara intensif. Saat itu aku sangat sedih karena setelah operasi selesai aku sebenarnya ingin sekali langsung bisa memberikan ASI karena 30 menit pertama adalah Sangat Berharga. Mengapa Begitu
Selain refleks hisap bayi paling kuat pada waktu tersebut, manfaatnya banyak sekali. Bukan cuma bagi bayi, tapi juga Ibu. Misalnya, aneka rangsangan yang diterima selama berlangsungnya kegiatan menyusui akan membantu mengoptimalkan proses tumbuh kembang otak bayi. Selain itu, risiko ibu mengalami perdarahan dan anemia bisa berkurang, karena hormon oksitosin yang keluar selama menyusui akan merangsang rahim berkontraksi dan kembali lebih cepat ke bentuk semula.
Kegiatan menyusui sedini mungkin ini juga berarti memberi kesempatan pada si kecil untuk menerima kolostrum (ASI yang keluar sejak hari ke-1 sampai ke-14 setelah melahirkan). Selain kandungan gizinya bisa memenuhi kebutuhan bayi, cairan berwarna bening kekuningan ini mengandung zat kekebalan tubuh. Dengan begitu, si kecil akan terlindung dari beberapa penyakit infeksi (terutama diare) dan memperoleh imunitas (kekebalan tubuh).
Akhirnya setelah 3 jam paska operasi baru aku bisa menyusui bayiku. Saat Perawat mengantar bayi, mereka berpesan bahwa bayi ku akan di ambil pukul 21.00 Wib dan menyarankan kami untuk membeli susu formula (Sufor). Saat itu aku meminta agar bayi tidur sekamar denganku karena aku ingin menyusui bayiku. Dengan alasan bahwa bayiku selama 3 hari harus di suntik agar paru-parunya tidak infeksi, perawat keberatan dengan permintaanku. Tapi aku tetap bersikeras bahwa aku ingin menyusui bayiku. Boleh bayiku tidur di ruang bayi tetapi kalau dia terbangun malam dan menangis karena haus, perawat itu harus membawa ke kamarku untuk di susui. Perawat tsb keberatan karena yang dinas malam hanya 2 orang dan itu merepotkan mereka harus bolak-balik dari ruang bayi ke kamarku. Tapi aku tetap ngotot agar bayi tidur sekamar denganku dan tidak akan membeli susu formula. Segala usaha dan alasan mereka ajukan agar bayiku bisa dibawa kembali ke ruang bayi. Tetapi dengan berbagai alasan pula aku menolak permintaan mereka. Akhirnya mereka menyetujui dan mengatakan “ibu susui dulu bayinya dan kita lihat ASI nya banyak atau gak. Nanti jam 23 .00 WIB bayinya kami jemput.” Aku diam dan tidak menjawab. Dalam hati aku berkata, bayiku akan tetap bersamaku.
Ternyata malam itu mereka tidak jadi mengambil bayiku. Keesokan harinya saat menjemput untuk memandikan bayiku, perawat tsb menanyakan apakah produksi ASI ku lancar atau gak. Dan menyarankan agar membeli susu formula. Dengan yakin aku mengatakan ASI ku lancar. Padahal saat itu aku tahu ASI ku masih sedikit. Namun dengan berbekal pengetahuan bahwa selama 2-3 hari bayi masih bisa bertahan tanpa cairan dan hanya membutuhkan sedikit, aku tidak terpengaruh oleh rayuan perawat. Ternyata mereka masih merayuku untuk merelakan agar bayiku berada di ruang bayi saja. Tetapi dengan mantap dan tegas aku mengatakan bahwa ASI ku lancar. Mereka mengatakan bahwa bayiku harus di suntik jam 5 pagi. Dengan tegas juga aku meminta agar mereka menjemput dari kamar ku kalau dokter anaknya sudah tiba. Dengan alasan hanya 2 orang yang dinas, mereka keberatan. Dengan tidak habis akal, aku mengatakan kalau memang mereka tidak bisa menjemput, tidak apa-apa. Suamiku yang akan mengantar bayiku ke ruang bayi. Perawat tsb pun tidak bisa berkata-kata lagi. Akhirnya bayiku tetap bisa sekamar denganku dan memberikan ASI setelah berdebat dengan perawat.
Berdasarkan pengalaman ini aku ingin menghimbau kepada para calon ibu muda bahwa banyak sekali tantangan saat kita mau memberikan ASI khususnya paska operasi. Selain kondisi seperti yang telah ceritakan di atas, kondisi fisik kita juga tidak mendukung untuk memberikan ASI. Rasa sakit yang luar biasa saat harus tidur miring setelah operasi untuk memberikan ASI dan tulang punggung yang nyeri dan rasa perih di bagian operasi membuat ku selalu menangis. Betapa beratnya perjuangan untuk memberikan ASI tsb. Namun saat mengingat bahwa bayiku akan tumbuh sehat nantinya maka rasa perih dan sakit itu harus tetap dirasakan.
Pesan nya adalah Kalau kita Yakin bahwa kita bisa maka tantangan apapun pasti akan bisa kita lalui. Salah satu tugas perempuan adalah menciptakan SDM/generasi berkualitas. Salah satu caranya adalah dengan memberikan ASI sebagai dasar dan pondasi pertama untuk membentuk SDM yang berkualitas.
Salam hormat dan bangga saya bagi perempuan-perempuan yang berjuang untuk memberikan ASI bagi putra putrinya apalagi kalau bisa memberikan ASI Ekslusif. Semoga Amanah yang Allah titipkan buat kita bisa kita rawat sebaik-baiknya. Dan kelak ada kebanggaan dan kepuasaan saat Pemilik nya meminta pertanggungjawaban kepada kita atas amanah yang dititipkan tsb. Amin…..
Share khusus kepada para perempuan yang lagi menunggu proses kelahiran dan calon ibu muda.
Banda Aceh, 21 Juni 2010
Tiga Puluh Tahun
Tidak terasa tiga puluh tahun hidup tlah di jalani.
Masih jelas di ingatan berlari-lari riang, tertawa senang,
Bercengkrama bahkan tidak jarang beradu mulut saling ejek-ejekan
Hari-hari ceria dengan berseragam merah putih….hidup tanpa beban
Tidak terasa tiga puluh tahun umur semakin berkurang
Masih terbayang-bayang saat berjalan cepat menyusuri jalan sepi setiap hari
Belajar bersama, tertawa gembira, bersaing sengit untuk jadi bintang kelas.
Mulai mengenal arti persahabatan dan persaingan dengan seragam putih biru
Masa yang indah…tersenyum ketika mengenangnya
Tidak terasa tiga puluh tahun kini di depan mata
Masih terekam jelas hari-hari naik turun angkot ,demi mencapai mimpi dan masa depan
Mulai berani menentukan apa yang terbaik,perjuangan untuk berbusana suci.
Belajar mengenal organisasi, belajar ekstra keras agar sampai di perguruan tinggi
Ya saat di mana mulai mencari jati diri…seragam putih abu-abu…
Tidak terasa tiga puluh tahun tepat pada tanggal 6 September 2010
Memori itu akan selalu terkenang, hari-hari yang selalu menyenangkan
Saat mulai mengenal diri sendiri, saat mulai mengetahui eksistensi diri,
Saat mulai mencari arti kawan sejati, saat mulai gelisah mencari siapa pasangan sejati.
Saat mulai mengerti dan paham maksud, tujuan dari kehidupan ini..
Tidak terasa tiga puluh tahun usiaku saat ini
Lafazh syukur tiada akan pernah terhenti atas anugrah ini
Suami yang berkasih sayang, penuh cinta sejati
Sepasang Putri dan Putra yang sehat, aktif, kreatif, penuh percaya diri
Terima kasih ya Allah atas kehidupan yang indah ini
Tidak terasa tiga puluh tahun usia hamba saat ini
Bermunajat hamba akan kebaikan dan keberkahan umur di masa depan
Kemudahan dalam berbuat amal kebaikan
Keikhlasan dalam berbagi penuh keberkahan
Kekuatan untuk menjauhi segala kemungkaran
Keindahan akhlak dan budi pekerti kemuliaan
Kecintaan berada di jalan-jalan iman
Amin..Amin…Amin ya Rabbal’alamin
Mengapa Susu Formula Perlu di Batasi
By Pipiet Tri Noorastuti - Selasa, 26 Oktober
VIVAnews - Kampanye memberikan air susu ibu (ASI) kembali gencar menyusul rencana larangan iklan susu formula untuk bayi di Indonesia. Ini memperkuat argumen bahwa susu formula tak dapat menggantikan manfaat ASI.
Dalam sebuah penelitian di Inggris, susu formula bahwa dinyatakan memiliki sejumlah efek buruk. Bukan hanya tak mampu memenuhi kebutuhan bayi, tapi juga mengandung zat berbahaya yang menempatkan bayi pada risiko kesehatan buruk.
Penelitian yang dilakukan tim dari Keele University, Staffordshire, itu memeriksa 16 sampel susu formula merek ternama untuk anak-anak usia satu tahun ke bawah yang beredar di Inggris.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Pediatrics ini menunjukkan, jejak logam dalam 16 sampel susu itu melebihi ambang batas aman. Mayoritas sampel menunjukkan kandungan alumunium 40 kali lebih banyak dari ASI.
Salah satu produk susu untuk bayi prematur bahkan memiliki kandungan alumunium supertinggi mencapai 800 mikrogram per liter. Padahal, aturan kesehatan yang telah disepakati di negara-negara Eropa tidak boleh lebih 200 mikrogram per liter.
Seperti dikutip dari laman Daily Mail, Dr Chris Exley, yang memimpin studi itu, mengatakan, "Kami telah meneliti kandungan aluminium dalam susu formula selama bertahun-tahun dan berpotensi membahayakan anak."
Exley mengatakan bahwa asupan alumunium berlebih memang tak memiliki efek frontal pada anak yang meminumnya. "Anak tidak akan meninggal gara-gara minum susu formula, tapi asupan alumunium dari susu formula ini berhubungan dengan penyakit saraf dan cacat tulang di kemudian hari, bahkan ada hubungan dengan demensia."
Pembatasan asupan susu formula telah dilakukan di sejumlah negara dengan mengadopsi Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1981.
Seperti dikutip dari situs UNICEF, di Iran, pemerintah setempat melakukan kontrol ketat terhadap impor dan penjualan susu formula pengganti ASI. Masyarakat hanya dapat membeli susu formula dengan resep dokter. Tak hanya itu, kaleng susu juga tak boleh menampilkan merek, gambar atau pesan promosi.
Sementara undang-undang di India mengharuskan produsen susu formula untuk menyertakan peringatan mencolok tentang potensi bahaya di kaleng. Peringatan ini harus ditempatkan di tengah-tengah label sehingga terbaca pembeli.
Menikah Belum Mapan? Siapa Takut?
Beberapa hari lalu di timeline fb saya ada yang memposting isinya “Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulain...
-
Di Indonesia, seringkali kita rancu dan bingung dengan istilah Talented dan Gifted yang keduanya diterjemahkan dengan kata Bakat. Kadangka...
-
Minggu, 27 April 2014; Banda Aceh Bertemu dengan Ibu Septi adalah sesuatu yang tidak terjadi secara kebutulan menurut saya. Seseorang t...
-
Kalau tidak menjadi pegawai di Departemen Keuangan khususnya Ditjen Pajak, kemungkinan besar aku pasti seperti kebanyakan orang yang tid...