Rabu, Maret 14, 2012

ASI SAYA TIDAK KELUAR

Pengalaman ini saya tuliskan sebagai sharing atas apa yang pernah saya alami dan saya lakukan saat pertama kali menjadi seorang ibu. Semoga ini bisa menjadi motivasi bagi ibu-ibu yang mengeluhkan ASI nya tidak keluar paska melahirkan.

Menjadi seorang ibu pertama kalinya pasti membahagiakan dan juga mengkhawatikan. Takut tidak bisa merawat sang buah hati dengan baik. Begitu juga yang saya alami saat pertama kalii menjadi seorang ibu. Di Masa-masa kehamilan saya banyak membaca buku, tabloid, mendengarkan talk show di radia dan menonton acara televise seputar kehamilan dan kelahiran. Saya berusaha membekali diri saya dengan banyak ilmu dan teori. Pada saat kelahiran putri pertama saya dengan operasi sesar, saya sedih sekali karena tidak bisa langsung memberikan ASI secara langsung. Padahal saya tahu hari pertama adalah ASI yang berisikan colostrum yang sangat berguna untuk anak saya. Saya tidak putus asa atas kondisi saya. Karena saya ingin memberikan yang terbaik untuk anak saya, saya berusaha memeras ASI tersebut dan memberikannya kepada anak saya. Saya sedikit lega walaupun saat itu anak saya harus meminumnya lewat botol dan jumlahnya sangat sedikit. Akibat sesar membuat saya susah menyusui anak saya dan anak saya harus diberikan tambahan susu formula karena produksi ASI saya sedikit. Saya sangat sedih sekali saat itu karena saya tidak ingin anak saya kena susu formula. Tetapi operasi sesar membuat saya tidak punya pilihan lain.

Beruntung saya berlangganan sebuat tabloid tentang tumbuh kembang anak. Saya pernah membaca bahwa setiap ibu secara alamiah pasti menghasilkan ASI. Jarang ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya. Pada sebagian ibu mungkin saja terjadi kesulitan pengeluaran ASI, namun ternyata lebih banyak ibu yang terpengaruh mitos sehingga tidak yakin bisa memberikan ASI. Banyak sedikitnya ASI yang diproduksi ibu sangat tergantung dari kondisi emosi dan motivasi ibu.

Oleh karenanya saat ASI saya keluar sedikit saya berusah tenang dan tidak stress. Karena saya yakin hal itu bisa mempengaruhi pengeluaran ASI saya. Dan saya selalu memotivasi diri saya bahwa saya pasti bisa memberikan ASI. Hampir lebih kurang 2 minggu saya berusaha merangsang dan berbicara kepada anak saya agar dia bisa langsung menyusui. Saya selalu ajak buah hati saya berbicara, bahwa dia pasti bisa menyusui. Selalu saya motivasi dan saya ajak berbicara. Karena saya yakin bahwa anak saya mendengarkan dan memahami apa yang saya bicarakan. Saya selalu mengatakan bahwa ASI penting untuk perkembangan dan kesehatannya. Oleh karenanya anak saya harus berjuang agar bisa menyusui. Akhirnya usaha saya membuahkan hasil dan saya mengapresiasi anak saya atas keberhasilan tersebut.

Saya sangat sedih sekali jika melihat seorang anak yang baru lahir diberikan susu formula dengan alasan ASI nya tidak keluar. Yang menurut pengalaman saya sebenarnya banyak ibu yang tidak termotivasi memberikan ASI kepada anaknya. Karena setelah melahirkan kondisi fisik ibu sangat-sangat lelah. Kalau keluarga khususnya suami tidak mensupport sang ibu dalam memberikan ASI maka rasa lelah yang menyerang sang ibu pasti akan lebih dominan sehingga menyebabkan menurunnya motivasi menyusui dan menyerah dengan keadaan yang ada. Di sinilah sebenarnya peran seorang suami untuk memberikan rasa aman dan dukungan penuh agar sang ibu bisa menyusui anaknya dengan baik. Namun sangat sedikit suami yang paham dan peduli dengan kondisi emosi sang ibu paska melahirkan. Belum lagi mertua dan kadang-kadang orang tua yang memarahi sang ibu karena dianggap tidak pandai dalam menyusui. Hal ini akan menjadi beban tambahan bagi sang ibu yang tentunya bisa mempengaruhi pengeluaran ASI. Saya sangat beruntung mempunyai suami yang mengerti dan memahami kondisi fisik saya paska melahirkan serta mendukung saya penuh dalam memberikan ASI untuk buah hati kami.

Proses menyusui tidaklah semudah dibayangkan. Untuk menyusui dengan baik sang ibu juga harus mempelajarinya. Untuk itu sebelum menjadi ibu, seorang perempuan harus mempunyai bekal pengetahuan sehingga saat dimana dia sudah menjadi ibu, dia memiliki bekal dan pengetahuan yang memadai bukan hanya sekedar berdasarkan kata orang tua. Tetapi dia mengetahui mengapa dia melakukan itu, kenapa harus dengan cara itu.

Semua tindakan yang saya lakukan saat berusaha memberikan ASI adalah hasil dari bacaan, sharing pengalaman dengan teman-teman yang sudah menjadi ibu. Dan Alhamdulillah saya berhasil memberikan ASI hingga usia anak saya 20 bulan. Pengalaman ini selalu saya sharing kepada ibu-ibu muda. Terutama bagi mereka yang mengeluhkan ASI nya tidak keluar. Saya selalu memotivasi dan meyakinkan bahwa mereka pasti bisa menyusui. Kalau saya bisa mengapa mereka tidak. Yang penting adalah usaha dan tekad yang kuat untuk memberikan ASI.

Pesan saya bagi ibu-ibu muda yang ASI nya belum keluar di hari pertama, kedua, seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan jangan pernah putus ASA dan menyerah. Yang penting berfikir positif dan selalu memotivasi diri bahwa kita pasti bisa memberikan ASI karena itulah makanan terbaik yang diciptakan untuk buah hati kita.

Semoga bermanfaat.


Medan, 17 Maret 2010

2 komentar:

  1. Thx mom. Sy juga proses SC.bayi sudah mau 3 minggu dan kdg msh mix sufor dlm shari. So far 1-2 botol. Krn susah dipompa san krn tdk kenyang stlh nyusu 35menit-an , mgkn dia lelah trs tdk tidur2 baru sy kasih sufor. Sy msh akan trs brusaha agar dia ful asi. Tq

    BalasHapus
  2. terima kasih sudah mampir. maafkan telat di balas

    BalasHapus

Menikah Belum Mapan? Siapa Takut?

Beberapa hari lalu di timeline fb saya ada yang memposting isinya “Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulain...